13 Oktober 2008

PEMIMPIN DAN IMPIANKU HARI INI

Dalam teori cara dasar menjadi pemimpin Bernard Bass, dijelaskan bahwa pemimpin dapat bersumber dari pembawaan alami ( Trait Theory), karena kejadian krisis atau luar biasa (The Grear Event Theory), dan karena memilih menjadi pemimpin (The Transformasional Theory). Dalam perkembangannya, kedua teori yang awal semakin tidak relevan dengan kondisi terkini. Tidak ada pemimpin yang dilahirkan ataupun tidak ada pemimpin yang ada karena suatu kejadian yang dapat dikatakan luar biasa. Walaupun ada, tapi seberapa kuat karakter pemimpin tersebut sangat dipengaruhi dari keinginannya untuk menjadi pemimpin.

Menjadi seorang pemimpin adalah pilihan. Disaat seseorang memilih untuk menjadi pemimpin, maka ia telah memilih tuk menjadi orang yang berbeda. Pemimpin tak sesederhana kata tanggung jawab seperti yang selama ini kita pahami. Jika kita berbicara tanggung jawab, maka kita hanya berpikir bagaimana dan kapan. Bagaimana kita mengerjakan tanggung jawab tersebut, dan kapan kita harus mengerjakannya. Asalkan kita telah mengerjakan sesuatu sesuai dengan aturan yang ada, maka lepaslah tanggungjawab kita. Pemimpin harus dapat berpikir jauh kedepan, membangun impian dan menggambarkan impian itu sejelas mungkin. Sehingga sampailah pemimpin pada tingkat disosiasi, dimana impian tersebut menjadi sangat nyata dan dekat. Impian seorang pemimpin seringkali jauh dari realitas hari ini, bahkan terkesan gila. Tapi perlu kita pahami bahwa realitas itu sendiri adalah permainan persepsi. Jika kita memahami sesuatu adalah sebuah realitas maka hal tsb akan menjadi sebuah realitas. Sejarah telah mengukirkan bagaimana seorang pemimpin ada dan bermula dari impian. Impianlah yang menjadi bahan bakar seorang pemimpin. Tatkala kegagalan demi kegagalan menerjang perjalanan seorang pemimpin dan melemahkan semangat perjuangannya, maka impianlah yang akan menjadi alasan pertama seseorang pemimpin untuk bangkit dan kembali mengepalkan semangat perjuangannya. Impian seorang pemimpin tak pernah dibatasi oleh dimana dan kapan ia menjadi seorang pimpinan. Ia tak pernah berpikir sebatas LPJ sebaik apa yang akan dibuat atau berpikir sebatas prestasi apa yang akan diukirkan pada organisasi yang dia pimpin hari ini. Tapi dia akan berpikir jauh kedepan dan dalam skala transformasi sebuah peradaban.

Cukuplah hari ini bangsa kita mengalami krisis kepemimpinan. Bangsa kita dipaksa memilih pemimpin yang hanya bermodalkan nama dan kharisma, bahkan berdasarkan asal usul keturunannya. Yakinkanlah dalam diri kita, bahwa pemimpin bangsa ini dimasa yang akan datang adalah kita. Saya, anda dan orang-orang yang mencoba untuk mentransformasi kepimimpinan nasional menuju Indonesia yang lebih baik dan bermartabat. Mulaikanlah dengan bertanya apa yang bisa saya berika tuk bangsa ini?, lalu disosiaskanlah impian tersebut. Jadilah seperti sahabat yang memacu kudanya lebih cepat menuju medan pertempuran karena dia telah mencium keharuman syurga. Setelah itu, yang kita perlu hanyalah kaki yang berjalan lebih jauh dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, serta mulut yang akan selalu berdoa.

Demi amanat dan beban rakyat

Kami nyatakan ke seluruh dunia

Telah bangkit di tanah air

Sebuah aksi perlawanan

Terhadap kepalsuan dan kebohongan

Yang bersarang dalam kekuasaan

Orang-orang pemimpin gadungan

( Mansur Sanim)


Tidak ada komentar: